Bisnis

Kamis, 21 Oktober 2010

Bisnis Perindustrian

JAKARTA (EKSPOSnews):Kementerian Perindustrian akan menyelesaikan penyusunan rencana bisnis industri hilir kelapa sawit pada klaster industri oleokimia di Sei Mangke (Sumatera Utara), Kuala Enok dan Dumai (Riau) serta Maloy (Kalimantan Timur) pada Desember 2010. 

Saat menyampaikan perkembangan rencana pembangunan klaster industri tersebut di Jakarta, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wachyudi menjelaskan saat ini sudah ada kajian tentang pembangunan rel kereta api, jalan dan pelabuhan untuk mendukung pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit di Sei Mangke, Sumut. 

Lokasi klaster industri serupa di Kuala Enok yang luasnya 5.000 hektare, kata dia, juga sudah ditetapkan lengkap dengan koordinat kawasan. 

Menurut dia, masih banyak permasalahan yang masih harus diselesaikan untuk membangun klaster industri hilir kelapa sawit di ketiga daerah tersebut. 

Masalah yang masih harus diselesaikan antara lain belum memadainya infrastruktur pelabuhan, transportasi dan energi pada tiga lokus pengembangan industri tersebut. 

"Sumber daya manusia bidang pengembangan industri hilir juga masih kurang," katanya Senin 18 Oktober 2010. 

Ia menambahkan, pembebasan lahan untuk keperluan pengembangan klaster industri itu juga belum usai. 

Pembebasan lahan untuk klaster industri hilir kelapa sawit di Kuala Enok belum mulai dilakukan dan di Maloy pembebasan lahan terhambat karena ada pemindahan lokasi pengembangan kawasan industri dan pelabuhan internasional dari Pelabuhan Maloy ke Pelabuhan Teluk Gong. 

Sementara di Sei Mangke, proses pengalihan ijin hak guna usaha menjadi hak guna bangunan belum selesai. 

Pemerintah, kata Benny, akan terus memantau perkembangan pembentukan klaster industri hilir kelapa sawit di ketiga daerah tersebut. 

Ia menjelaskan pula bahwa pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit selama 2010-2014 ditargetkan dapat meningkatkan pengolahan minyak sawit mentah di dalam negeri. 

Targetnya strategi itu dapat meningkatkan pengolahan minyak sawit mentah di dalam negeri menjadi 50 persen dari total produksi pada 2015 dan naik menjadi 70 persen pada 2020. 

Menurut data Kementerian Perindustrian, produksi minyak sawit mentah dalam negeri tahun 2007 sebanyak 16,5 juta ton, naik menjadi 17,8 juta ton pada 2008 dan 19,1 juta ton pada 2009. 

Ekspor minyak sawit mentah tahun 2007 sebanyak 34,5 persen, naik menjadi 44,4 persen tahun 2008 dan 50,8 persen pada 2009. 

Sedang penggunaan minyak sawit mentah dalam negeri pada 2007 sebanyak 65,4 persen naik menjadi 55,6 persen pada 2008 namun turun menjadi 49,9 persen pada 2009. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar